Senin, 23 Februari 2015

Ternyata Batu Sisik Naga Benar-benar Ada, Ini Kisah Penemuannya



Tribun Jabar

Wah, batu mulia jenis septarian nodule yg berasal dari kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, disebut pertama kali ditemukan oleh warga kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Adalah Imran, warga Jalan Andi Sulolipu, Kelurahan Masampu, Kecamatan Taneta Riatang, Kabupaten Bone, dgn tidak sengaja menemukan batu unik ini di Kabupaten Enrekang, pada 2014 silam.

"Awalnya saya liburan ke daerah Duri, Kabupaten Enrekang. Maaf, sungai & kecamatannya masih saya rahasiakan. Tanggal 5 Februari 2014 silam, saya iseng ke sungai setempat memang untk mencari batu. Di situlah awal mula saya menemukan sisik naga, yg motifnya luar biasa," kata Imran, di Pameran Batu Akik di Mal Pinrang, Kabupaten Pinrang, Kamis (19/02/2015). Kapan nih mau liburan ke Pbg buat lihat batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

Dalam Pameran Batu Akik ini Imran memang mengandalkan batu akik jenis sisik naga. Tak tanggung-tanggung, ia memperoleh omzet yg jutaan rupiah dalam sehari. "Batu sisik naga ini awalnya saya temukan belum diberi nama," ujar Imran.

Kata Imran, kenapa lokasi penemuan batu sisik naga itu masih dirahasiakan, sebab dia tidak ingin daerah itu dipenuhi para pencari batu akik. Jika itu terjadi, tentu akan mengganggu ketentraman masyarakat Enrekang. Mantap inihhh sipp tidak seperti batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing yang merusak lingkungan.

"yg sangat saya syukuri, warga Enrekang dgn ditemukannya batu fenomenal ini bisa mengangkat kearifan lokal & penghasilan sampingan petani setempat,“ ujar Imran.

Ahli batu akik Kabupaten Pinrang, Romi, melihat di setiap daerah di Sulawesi Selatan memiliki batu akik yg beragam dgn kualitas internasional. Ada tiga lokasi memiliki kekhasan, di Kabupaten Pinrang, kabupaten Barru, & Kabupaten Enrekang.

“Kualitas batu akik di tiga daerah ini dan juga Purbalingga punya kualitas batu akik taraf internasional, tak kalah saingan dgn bacan. Demam batu akik ini jg bisa menambah lapangan kerja di Sulawesi Selatan," ucap Romi, ahli bebatuan Kabupaten Pinrang

Sisik Naga Ancam Bacan, tetapi tidak batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..
Fajar

Para pencinta batu cincin harus bersiap-siap menerima kehadiran pesaing Bacan yg selama ini jd primadona. Batu akik “Sisik Naga” yg berasal dari dataran Sulawesi tepatnya di Enrekang Sulawesi Selatan kini meramaikan pasar batu terbesar di Asia, Pasar Rawa Bening, Jatinegara Jakarta Timur.

Batu yg sampai saat ini hanya ditemukan di tiga tempat yakni Enrekang, Sulawesi Selatan, Kazakhstan, & Afrika dan batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing hanya di serayu.

Tengah tersebut memberikan sinyal akan menjadi pesaing baru. Sejumlah pengunjung pasar mulai menanyakan karakter & kelebihan batu ini. Unik & khas menjadi daya tarik yg tidak bisa dilepaskan.

Ya sama dgn namanya, Sisik Naga, persis seperti sisik seekor naga. Sehingga terkesan jantan & perkasa. Batu Sisik Naga juga memberikan kesan elegan saat dikenakan & sangat bernilai. Ada kesan berkarakter bagi pemakainya. Kini batu tersebut baru satu gerai yg menyiapkannya di sekitar pintu mutiara pasar Rawa Bening.

Saudsupaya muda dari Bugis, Andi Adiwarman yg membawanya ke Jakarta. Batu jenis ini memang khusus di Makassar sedang naik daun. Masuk di Pasar Rawa Bening baru sekitar dua pekan lalu. Jumlahnya terbatas. Itu sebab memang untk mendptkannya tidak banyak & butuh kerja keras. Wewww batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..juga lagi naik daun nihh...

“Sudah banyak yg tanya sejak mulai masuk di pasar ini. Cuma harganya lumayan tinggi antara Rp500 ribu sampai dgn Rp1 juta. Tapi banyak yg tertarik. Bisa saja kalau memang ini mendpt respons yg baik, maka batu bacan bisa disaingi. Sekarang masih batu bacan yg di atas peminatnya. (arm)


Berburu Batu Sisik Naga jd Tambahan Rezeki Petani di Enrekang
KOMPAS.com

sebab corak & warnanya beragam, batu sisik naga atau septarian nodule asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan semakin diburu oleh para kolektor batu akik. Di Buntu Lamba, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, masyarakat jg ramai mencari batu unik ini untk dijual kepada para pemburu batu akik, sebagai penghasilan tambahan selain bertani. saama petani di sini juga banyak yang jual batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

“Warga Baraka yg mayoritas petani kini mencari batu sisik naga untk dijual Rp 100 ribu per kilo.” kata Solihin, salah seorang Warga Baraka, Minggu (01/02/2015). Hehehe tren nihh,.

Para petani di desa ini harus berjalan jauh, melawati persawahan & jalan terjal, untk mendptkan bongkahan batu sisik naga. Sungai yg berair deras pun diladeni.

"Coraknya yg unik menjadikan batu sisik naga ini diincar para penggemar batu akik,“ ucap Azis, warga Baraka yg mencari batu sisik naga di sungai Baraka yg alirannya deras. Wahh  matap.

Sejak batu ini punya nilai tinggi, tidak hanya orang dewasa yg mencari. Anak-anak pun ikut mencari batu sisik naga untk dijual, supaya bisa membantu biaya sekolah.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun harus rela menelusuri sungai yg deras. Sapa seperti di sungai klawing dong.

"Saya sudah dpt Rp 5 juta dari hasil menjual batu sisik naga. Ini bisa membantu orang tua & kebutuhan sekolah," ucap Ilham, siswa SMP di Kecamatan Baraka, kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

PERHIASAN: Wuih, Batu Sisik Naga Enrekang Naik Daun!

PERHIASAN: Wuih, Batu Sisik Naga Enrekang Naik Daun!
Bisnis Indonesia

Batu sisik naga dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sedang naik daun sebab banyak diminati penggemar batu cincin di Kota Makassar lantaran memiliki motif unik yg sulit diperoleh.

"Sekarang sisik naga banyak peminatnya, dalam sehari kami bisa menjual sepuluh sampai tiga puluh batu sisik naga, batu bacan mulai kalah," kata pedagang batu cincin Hafid di pusat penjualan batu permata Gemstone Market Makassar, seperti dikutip dari Antara, Selasa (13/1/2015). Weww mantap.. bagaimna kalau dibandingkan dengan batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

Menurut Hafid, harga batu sisik naga berkisar Rp1 juta sampai Rp3 jutaan, tetapi untk batu sisik naga emas yg memiliki motif unik harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah.

Saat ini, tuturnya, peminat batu cincin di Kota Makassar sangat tinggi. Dalam sehari pengunjung yg berbelanja di pusat penjualan batu permata tersebut bisa mencapai dua ratus orang. mantapppppppp abissssssss.

"Puncaknya pada akhir pekan pengunjung bisa sampai lebih dari tiga ratus orang, sedangkan jika pameran pengunjung bahkan hingga ribuan orang," ujarnya.

Dari hasil penjualan berbagai jenis batu cincin ini, Hafid mengatakan dpt mengantongi omzet berkisar Rp10 juta hingga Rp15 juta per hari. dahsyat Brooooo.

Sementara itu, pengrajin batu cincin Latief mengatakan tingginya minat kolektor terhadap batu sisik naga Enrekang sebab sulitnya memperoleh batu dgn motif yg unik.

"Susah mendptkan motif yg unik, susahnya apabila kita mendptkan bahan ketika kita gosok tiba-tiba motifnya hilang, sebaliknya kita merasa beruntung ketika batunya dikerja tiba-tiba muncul motif," kata Latief. Sama seperti saat pembuatan batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

Selain itu menurut Latif, batu sisik naga tergolong unik sebab mengandung logam seperti nikel & emas.

Salah seorang kolektor batu cincin Ivan mengatakan ia tertarik pada batu sisik naga sebab motif batu yg indah. "Motifnya saya suka," kata pengoleksi lebih dari 50 batu cincin tersebut. udah punya koleksi batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing belum nih...

Ini batu akik paling unik & baru ditemukan
merdeka.com

Bicara batu akik tentu bukan hanya soal kualitas, tapi jg keunikan & nilai seni yg ada pada batu tersebut. Ada banyak hal yg menentukan batu akik menjadi unik, dicari & berharga mahal. Apa sebenarnya yg membuat batu akik mahal, unik, & dicari?

"Kalau soal mahal, batu akik itu sulit diprediksi. Ada yg belinya hanya ratusan ribu tapi bisa dijual ratusan juta hingga miliaran. Bahkan ada yg dptnya gratis tapi ditawar satu miliar. jd ada semacam jodoh-jodohan yg menentukan harga," kata Sandy Sadewo, pedagang batu akik di Jakarta Gems Centr (JGC), Jatinegara, Jakarta Timur, Senin, (16/2). Owhh begituu, sama seperti batu batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing.. yahhh berartii.

Ketua Harian Asosiasi Pedagang Batu Mulia JGC, Tobikin menjelaskan bahwa yg menentukan kualitas batu akik adalah kejernihan, kristal,dan ukuran. "Batu bacan masih yg paling banyak dicari. Tapi orang juga mencari yg unik. yg unik itu seperti yg baru-baru ini ada itu batu yg ada lukisannya. Itu mahal & dicari," jelas Tobikin yg akrab dipanggil Toto.


1. Batu Sisik Naga

Sudah ada ratusan jenis & nama yg diberikan pada batu akik yg telah ditemukan. Namun masih saja ditemukan jenis jenis baru lainnya. Ini menunjukkan betapa kayanya Indonesia. Menurut Toto, batu akik sisik naga merupakan jenis batu yg baru di temukan. Batu ini ditemukan di Enrekang, Sulawesi Selatan.

Bentuknya yg seperti sisik naga yg menjadikan batu ini unik & menarik para peminta batu akik. Di JGC, sisik naga dibandrol dgn harga sekitar Rp 1 juta hingga Rp 5 jutaan.

2. Batu Cempaka Madu

Berdasarkan kabar dari para pemburu batu akik, Cempak putih adalah batu yg sedang heboh sebab termasuk jenis yg baru ditemukan. Batu ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani di Geurute, Aceh Jaya.

Batu ini mirip batu kecubung tapi orang melihatnya seperti melihat cairan madu, makanya dinamakan cempaka madu. Harga di pasaran bisa mencapai Rp 8 jutaan.

3. Batu Bercorak lukisan

Ada yg hal unik baru muncul dari fenomena batu akik, yaitu batu akik bercorak lukisan. Ada yg bergambar manusia, pemandangan, & hewan. Sadewo, seorang pedagang batu akik di JGC jg memiliki satu buah batu akik jenis sisik naga bergambar Yesus & Bunda Maria sedang menyusui. Dia akan melepas batu tersebut jika ada yg menawar Rp 2 miliar. Ini yang disebut batu panca warna broo.

Seorang warga dari Wonosobo mengaku memiliki batu akik bergambar Nyi Roro Kidul. Berdasarkan keterangan seorang pembeli di JGC, batu akik tersebut sudah ada yg menawar hingga Rp 3 miliar. Namun pembelinya baru akan melepas jika ada yg menawar Rp 5 miliar.

4. Batu berlafaz Allah

Batu berlafadz Allah kini sedang ramai dibincangkan. Pasalnya batu tersebut menjadi koleksi, mantan ibu negara Ani Yudhoyono. Dia memamerkan koleksi batu tersebut di instagramnya beberapa waktu lalu. Namun masih belum dipastikan apakah batu akik tersebut asli atau buatan


Di Sini Ada Batu Akik Sisik Naga, Omzet Pameran Rp 1 Miliar
Tempo.co

Nilai transaksi batu akik selama pameran usaha kecil sekaligus kontes batu permata yg berlangsung di Mall of Pinrang pada 12-21 Februari mencapai Rp 1 miliar lebih. “Bukan hanya batu akik yg siap pakai, tapi juga bentuk bongkahannya,” kata ketua panitia pameran, Romy Manule, Sabtu pekan lalu. Wewww ngeri broo.

Romy menjelaskan, 33 stan dalam pameran yg berkaitan dgn peringatan hari ulang tahun ke-55 Kabupaten Pinrang itu ditempati oleh pelaku usaka kecil & menengah. Mereka tidak saja dari Pinrang, melainkan jg dari berbagai daerah lain di Sulawesi Selatan.

Menurut Romy, dalam pameran yg baru pertama kali digelar itu, tiap-tiap daerah menampilkan kekhasan batu akiknya masing-masing. Namun yg paling menonjol adalah batu akik asal Kabupaten Pinrang, Barru, & Kabupaten Enrekang. “Batu akik dari tiga kabupaten itu berkualitas internasional,” ujarnya. batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing.. juga berkualitas internasional kok.

Presiden Komisaris Mall of Pinrang, Bustam, mengatakan pameran UKM & konteks batu permata itu cukup membuat perekonomian Kabupaten Pinrang semakin menggeliat. Apalagi saat ini bisnis batu mulia, termasuk batu akik, sedang digemari banyak kalangan.

Demam batu mulia, kata Bustam, telah menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Kabupaten Pinrang. Banyak tenaga kerja dari kalangan muda yg sebelumnya tidak memiliki pekerjaan kini sudah mendptkan sumber penghasilan. “Banyak orang yg mendptkan hasil dari bisnis batu mulia, termasuk batu akik,” tuturnya. Sipp banget inihh.

Salah seorang peserta pameran, Imran, mengaku mampu mengantongi omzet hingga jutaan rupiah per hari selama pameran berlangsung. Warga Jalan Andi Sulolipu, Kelurahan Masampu, Kecamatan Taneta Riatang, Kabupaten Bone, itu mengandalkan batu sisik naga yg menjadi batu akik khas Kabupaten Enrekang. “Batu sisik naga saya temukan secara tidak sengaja di salah satu kecamatan di Enrekang pada 2014. Motifnya luar biasa bagus," katanya berpromosi.

Imran bukan hanya menjual batu akik siap pakai, tapi jg batu yg masih dalam bentuk bongkahan. Ia jg menyediakan jasa mengubah bongkahan menjadi batu akik siap pakai. Ongkos kerjanya Rp 50 ribu per biji. Adapun batu bongkahan dijual dgn harga paling murah Rp 50 ribu per buah.

Batu Darah Kristus/batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing & Langkanya Ginggang Luk Ulo

Batu Darah Kristus/batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing & Langkanya Ginggang Luk Ulo
Tempo.co-

Perajin batu mulia Kebumen Jawa Tengah punya cara tersendiri dalam mangais untung dgn booming batu mulia sembari tetap menjaga keseimbangan alam dari potensi eksploitasi. "Kami melakukan kaderisasi sebanyak-banyaknya pemuda karangtaruna biar mau jd perajin," ujar salah satu sesepuh perajin batu mulia Kebumen Jawa Tengah, Aris Panji 52 tahun kepada Tempo di sela mengikuti pameran batu mulia di Kota Yogyakarta.

Aris sang pemilik batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing menuturkan, booming batu mulia saat ini, sepanjang pengalamannya menekuni bidang tersebut sejak tahun 1985, sudah kali kedua terjadi. Pasca 20 tahun silam, saat batu mulia pertama booming di tanah air. Namun, akibat eksploitasi besar-besaran, sumber bahan batu yg menjadi ciri khas Kebumen justru 'punah' alias sudah sangat sulit ditemukan.

Bahan batuan yg hilang sumbernya itu salah satunya jenis Ginggang Luk Ulo. Luk Ulo, merujuk sebuah nama alur sungai purba Luk Ulo, yg mengalir tak jauh dari kawasan situs Gunung Karangsambung Kebumen.

Jenis Ginggang Luk Ulo ini kata Aris, sempat berjaya beberapa waktu terakhir
saat diikutkan dalam kontes batu mulia. Seperti yg terjadi awal Januari 2015 lalu di Bali, Ginggang Luk Ulo ini jawara. jg ketika dilombakan di Australia pada Januari 2015 lalu. batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing juga pernah juara.

Ginggang Lukulo asal Kebumen merupakan batuan mulia yg dipercaya berusia paling purba yg terbentuk bersamaan terbentuknya aliran sungai Luk Ula & situs purba Karangsambung. Batuan itu disinyalir salah satu jejak proses jutaan tahun silam yg ditandai pengangkatan dasar samudera hindia di wilayah itu setelah terjadinya tumbukan lempeng antar benua, eurasia & samudera Hindia.

Di kawasan sumber batu ginggang Luk Ulo itu tak jauh dari museum geogologi serta balai Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Ginggang Luk Ulo yg bercirikhas memiliki guratan seperti serat rambut & mampu memendarkan tujuh warna pelangi saat disorot cahaya. Batu ginggang ini awalnya banyak dibuat oleh para perajin di Desa Peningron, Kelurahan Pejagoan, Kebumen. Namun kini tak ada lagi perajin di sana yg bisa menemukan ginggang itu. Apakah nasib batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing juga akan sama?? Entahlahh..

Pasca ginggang Luk Ulo langka, kini perburuan batu mulia gantian menyasar jenis Badar Besi (Red Magnet) yg terdpt di Gunung Buluberas Desa Karanggayam atau barat situs Karangsambung.

"Kami cegah supaya Badar Besi ini bukan jadi satu-satunya yg diburu, tapi menggali potensi batu lain di lain titik," kata Aris yg tinggal di jalan Sawo Kebumen itu.

Untuk mencegah perburuan menyasar pada satu jenis batu, komunitas Badar Besi Aris yg kini beranggotakan 16 perajin itu awal tahun ini melakukan kaderisasi dalam bentuk pelatihan gratis, Terutama pada pemuda putus sekolah, pengangguran, & jg bekas preman. "Ada 150 orang angkatan pertama yg kami latih membuat batu akik sekaligus menjaga supaya tak menjual batu berbentuk bongkahan," kata dia. Mantap begitulah juga yang harusnnya dilakukan oleh para pengrajin batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing di Purbalinga.

Aris pun tengah menyiapkan sebuah komunitas besar berbentuk paguyuban bernama Komunitas Batu Akik Kebumen yg disingkat Kobam. "Tujuan komunitas ini menemukan & berbagi potensi batu mulia lain yg bisa diolah & ditingkatkan nilai jualnya, supaya tak terpaku pada satu sumber yg merusak alam," kata dia.

Jenis batuan mulia di Kebumen dinilai Aris kaya jenis. Hanya belum ada fasilitator untk menelitinya. Misalnya salah satu anggota komunitas Badar Besi beberapa waktu lalu menemukan jenis batu persis tekstur Chrisophrase di sekitar situs Karangsambung yg selama ini hanya dianggap ada di Lima, Peru & Pantai Gading Afrika. Weww i love batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing.

Ada pula jenis batuan lain di Karangsambung yg menarik sejenis Badar Besi yg tidak hanya berwarna merah cabe. Seperti Nogoswi (darah Kristus), Jesper Tukul & Pancawarna

Batu Akik Darah Kristus Dari Purbalingga Moncer Hingga Prancis bisa buka www.batunagasui.com itu milik putra asli Purbalinggaa
Bisnis Indonesia-

 Pemerintah Kabupaten Purbalingga mewajibkan pegawainya menggunakan batu akik dari Sungai Klawing bisa buka www.batunagasui.com itu milik putra asli Purbalingga, Purbalingga.

SIMAK: Tips Cara Membedakan Batu Bacan

Kepala Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Purbalingga Nur Hamam mengatakan perintah itu bertujuan memperkenalkan batu akik khas Purbalingga yg populer disebut sebagai Batu Darah Kristus atau Nogo Sui bisa buka www.batunagasui.com itu milik putra asli Purbalingga.

Nogo Sui berasal dari Sungai Klawing. Batu yg jg disebut dgn Le Sang du Christ itu adalah salah satu batu akik buruan kolektor. Harga sebutirnya seratus ribu hingga ratusan juta rupiah, bergantung pada motif batuan.

Sujatmiko, ahli batu mulia & dosen tamu Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Sabtu (14/2/2015), menceritakan kisah unik tentang Batu Darah Kristus.

"Awalnya saya tidak percaya ada batu jasper Darah kristus di sini," kata Sujatmiko. bisa buka www.batunagasui.com itu milik putra asli Purbalingga

Sujatmiko mengaku sudah 17 tahun mendengar ada batu mulia di Sungai Klawing. Namanya pun moncer hingga Prancis. Pernah suatu ketika ia didatangi turis Prancis yg sedang mencari Batu Darah kristus.

"Orang Prancis itu mencari batu berwarna hijau dgn bercak merah yg ia sebut heliotrop atau Le Sang du Christ," katanya. bisa buka www.batunagasui.com itu milik putra asli Purbalingga

Batu ini disebut heliotrop bukan tanpa sebab. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, yakni "helios" yg berarti matahari & "tropos" yg artinya berputar. Sebutan ini dipakai sebab batu ini jg pernah dipakai sebagai alat untk mengamati gerakan matahari.

Cap Bangsawan

Menurut cerita si turis, kata Sujatmiko, batu tersebut akan dipakai untk membuat batu cincin dgn ukiran cap kebangsawanan di atasnya. Ayah turis itu pernah mendptkan batu tersebut di Jakarta seusai Perang Dunia II. Keturunannya menginginkan cincin yg sejenis sebagai tanda kebangsawanan. "Waktu itu saya tak punya batu yg dicari turis itu," katanya.

Dia baru menemukan Le Sang du Christ di Sungai Klawing pada 2009 ketika membimbing mahasiswanya dalam kuliah lapangan di kali itu.

Ada kepercayaan bahwa orang yg memakai batu tersebut akan memiliki kekuatan magis. Batu itu jg bisa menstimulasi kekuatan fisik, ketabahan, & keseimbangan. Memang batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing.. itu ngeri sekali yaaa.

Pegawai Negeri Purbalingga 'Wajib' Pakai Batu Akik
Tempo.co

Batu akik dari Sungai Klawing, Purbalingga, Jawa Tengah, mendadak menjadi buruan penggemar batu akik. “Bagi yg cinta Purbalingga, serta untk semua warga yg mempunyai KTP Purbalingga. Apalagi yg lahir di sini, 'wajib' memakai batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..,” kata Bupati Purbalingga Sukentho Ridho Marhaendrianto, Kamis, 29 Januari 2015. Dia bahkan mengimbau pegawai negeri memakai akik dari Sungai Klawing.

Sukentho kini gencar mempromosikan batu akik dari Sungai Klawing kepada tamu. Dia malah berniat menggelar pameran akik batu Klawing ke Jakarta. “Dalam waktu yg tidak terlalu lama akan diterbitkan perda yg mengatur pelestarian Sungai Klawing,” ujarnya. Terutama untk mendukung perajin batu Klawing. Sukento berharap Purbalingga dpt menjadi pusat penjualan batu seperti di kawasan antara Bangkok & Pataya di Thailand.

Norman Indrajaya, Ketua Indonesian Jasper & Klawing Lovers, mengatakan saat ini banyak pengusaha akik dari luar Indonesia yg mengincar batu Klawing. “Kami punya fakta banyak batu Klawing yg dijual ke pembeli di Thailand & dijual lagi ke Eropa, Prancis,” katanya. Di Prancis, kata dia, batu Klawing banyak dipakai oleh bangsawan. Batu tersebut dikenal dgn nama Le Sang Du Crist atau batu darah Kristus.

Ia menyebutkan beberapa motif batu Klawing di antaranya, telor kodok yg jg dikenal dgn nama ocean jasper. Motif sisik naga di Spanyol namanya imperial jasper. (Baca: Sambil Demo, Buruh & Polisi Buru Penjual Akik)

Usaha batu Klawing menjanjikan. “Omset kami sampai Rp 50 juta. dgn jenis batu yan dipamerkan meliputi nogosui, pancawarna, jasper Klawing, batu gambar, & batu bahan,” kata pemilik pengolahan batu Klawing Ngayawara Gemstone, Edy Pamandoblang.

Tapi, pamor batu akik asal sungai Klawing mulai menyebabkan kerusakan dinding bukit Curug Aul, Desa Tanalum, Kecamatan Rembang, Purbalingga. Dinding bukit itu dicongkel penambang batu liar menggunakan linggis. “Penjarahan di sini terbilang nekat,” kata pegiat alam dari Komunitas Canyoning ID, Isro Adi Harso.

Untuk menyelamatkan curug Aul dari kerusakan yg lebih parah, pemerintah desa setempat memasang papan larangan penambangan batu pancawarna di sekitar curug Aul & Curug Nagasari. “Ke depan akan ada posko untk merazia pengunjung yg masuk. Apabila ada yg membawa alat tambang atau batu hasil tambang akan kami sita,” tegas Taat Prianto, Kepala Dusun di Tanalum.

Kamis, 19 Februari 2015

Nagasui Pancawarna Cilik.. tetapi Menggairahkan


Kedaulatan Rakyat-

Ribuan batu mulia berbagai ukuran serta jenis menghiasi seluruh penjuru ruangan dalam rangkaian 'Festival Batu Stoneculture 2015' di Griya Budaya Mekar (GBM) Jalan Kaliurang Km 7,3 No 37 Sleman. Kegiatan yg menghadirkan pecinta serta kolektor batu dari sejumlah daerah di Indonesia ini berlangsung 25 Januari - 4 Februari 2015.

"Kami wadahi untuk mempertemukan kolektor dan pecinta batu mulia. Dari kegiatan ini masyarakat dapat memperoleh batu yg indah, tetapi jg memiliki kualitas baik. Saya pikir momennya tepat karena saat ini jg baru demam soal batu mulia ini," tutur pengelola GBM Bambang Hidayatun dijumpai KRjogja.com, Minggu (1/2/2015).

Rentang harga yg ditawarkanpun lanjut Bambang sangat bervariatif sesuai dengan kemampuan pecinta batu mulia ini. Dari harga yg cukup terjangkau kisaran Rp 10 ribu sampai ratusan jeti rupiah. Selain itu tidak cuma batu akik yg ditawarkan. Namun banyak pula jenis batu Suiseki maupun bahan-bahan mentah batu mulia yg dapat dimanfaatkan untuk akik, liontin, giok serta sebagainya.

"Hampir segala jenis ada. Tidak hanya batu dengan keindahan semata. tetapi jg batu bertuah pun ikut ditampilkan. umumnya batu bertuah ini kurang menarik dari sisi keindahan, tetapi memiliki tuah yg baik menurut keyakinan mereka yg percaya," lanjut Bambang.

Dikatakan Bambang, seiring waktu nantinya Batu Suiseki akan menggeser dominasi akik di sektor batu mulia. Terutama bagi pecinta yg memiliki tingkat ekonomi lebih mapan. karena batu Suiseki cukup menarik ketika dijadikan salah satu ornamen untuk memperindah tampilan ruangan.

"Hanya saja sementara ini belum jadi tren. tetapi ke depan kemungkinan mengarah ke situ," sebutnya.

Salah semasyarakat kolektor, Tomi penduduk Kebumen mengaku kali ini transaksi paling laris justru bukan di sisi batu akik. tetapi justru di bahan-bahan mentah batu mulia tersebut. Seperti hanya yg ia tawarkan semisal Nephrite/Giok Aceh, Black Jade (Akik Hitam Aceh) sampai Ruby Madagascar.

"Lebih laris yg berbentuk bahan," sebutnya. Hal senada dikatakan Faizul penduduk Purwokerto. Koleksinya berupa bahan
mentah batu mulia tersebut cukup ramai diserbu. Padahal harganya jg telah tidak tergolong murah. Bahan batu seperti Bacan Doko dari Ternate, Black Oval Maja Banten sampai Klawing serta Raflesia jadi bahan favorit pengunjung.

"Trennya saat ini lebih pada bahan. Lebih luwes mau dibentuk apa saja," sebut Faizul.

Meski begitu tren positif batu mulia ini menurutnya akan bertahan lama. karena kini masyarakat tidak hanya terpaku pada batu mulia berwujud akik semata. tetapi telah melebar pada bahan baku yg dapat dibuat sesuai keinginan pemilik. (*-5)

Ada Batu Seharga Rp 35 jeti di Pameran Batu Akik Purwokerto
Liputan 6 Liputan6.com

 Fenomena mencuatnya batu akik membuat pelaku bisnis serta perajin batu akik di Kota Purwokerto menggelar sebuah pameran. Acara itu diikuti puluhan perajin batu mulia serta akik dari sejumlah daerah.

Edo Damar Aji, Ketua panitia pameran mengatakan, ada ratusan jenis batu akik serta batu mulia yg dipamerkan dalam pameran tersebut. Menurutnya, meski untuk pertama kalinya diadakan di Purwokerto, pameran tersebut diikuti lebih dari 70 perajin serta pedagang batu akik serta batu mulia.

"Antusiasmenya sangat bagus, terlihat dari banyaknya peserta yg pada pembukaan telah diikuti 74 stand. Selain pengrajin dari wilayah Banyumas jg peserta dari Jakarta, Tangerang, Semarang serta Aceh," kata Edo, Kamis (8/1/2014).

Ketua Brajamusti Gemstone, Setiabudi mengatakan, setelah agenda pameran ini akan dilaksanakan ekspedisi Brajamusti yg akan memetakan potensi bebatuan di Banyumas. karena, dilihat dari topografinya, Banyumas hampir sama dengan daerah lain seperti Purbalingga serta Pemalang yg berhulu pada Gunung Slamet. "Ekspedisi ini dilakukan untuk memetakan potensi bebatuan dengan menggandeng geologis dari UGM serta para pakar batu akik serta batu mulia," ujarnya.

Dengan hasil ekspedisi itu, nantinya dapat menjadi rekomendasi untuk memberdayakan masyarakat. Sesampai, seperti daerah lainnya, perekonomian masyarakat dapat terangkat dengan menekuni kerajinan batu akik serta batu mulia.

Noerhayat, peserta pameran yg spesialis menjual serta memamerkan batu dari Sungai Klawing Purbalingga mengatakan, dalam pameran itu dia membawa berbagai jenis batu Klawing.

"Kali ini saya bawa Batu Klawing yg telah dipoles menjadi liontin dengan motif gambar Yesus. Batu itu dipercaya telah berusia setidaknya enam jeti tahun. Ini ditawar sampai Rp 35 jeti," ujar dia.

Peserta pameran dari Jakarta, Sunarti menilai, ajang itu sangat bagus. Dia yg telah berpameran sampai Makassar, Singapura dan Malaysia itu berharap, pameran itu dapat dilaksanakan secara rutin.


Demam Akik, Batu Sungai pun dihargai sampai Ratusan jeti Rupiah
Seruu.com

Siapa sangka, bongkahan batu yg teronggok di Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga (Jateng) dapat dijual dengan harga ratusan jeti rupiah. Bagi masyarakat awam, hal tersebut sangat tidak masuk akal, namun bagi para penggemar batu akik, telah menjadi hal yg wajar saja.

Seperti yg terlihat dalam ajang pameran batu akik di Kelurahan Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kamis (8/1/2015) kemarin. Ratusan pedagang akik memamerkan koleksi akiknya. Harganya pun bervariasi dari puluhan ribu sampai ratusan jeti.

Salah semasyarakat pedagang akik, Nurhayat mengatakan, barang istimewa dagangannya adalah batu yg bergambar Jesus. Ia memasang tarif Rp 35 jeti untuk batu berukuran kecil tersebut.

“telah banyak yg menawar, tetetapi belum saya kasih,” kata pedagang asal Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga ini.

Menurutnya, motif akik yg paling diminati adalah nogosowi yg mengandung pancaran lima warna serta diyakini merupakan tetesan darah Jesus. Keistimewaan motif nogosowi lainnya, yaitu  batunya tembus pandang.  “Tembus pandang ini maksudnya, jika disinari, akan tembus pandang sampai ke ujung lainnya,” terang Nurhayat.

Bongkahan Batu

Dalam pameran tersebut jg ada yg menjual bongkahan batu. Tidak tanggung-tanggung, untuk bongkahan batu seberat 80 kilogram, dipatok harga Rp 160 jeti. Padahal bongkahan batu tersebut diperoleh dari Sungai Klawing di Purbalingga.

Pedagang lainnya, Eko Prasetyo, penduduk Karangmoncol, Purbalingga mengatakan, batu-batu dengan motif bagus banyak diperoleh di Sungai Klawing di wilayah hulu.  Para pedagang akik umumnya membeli dari petani yg menemukan batu tersebut. Kemudian,batu tersebut dipotong-potong dengan ketebalan minimal 80 milimeter. Setelah itu, baru dicari motif yg bagus pada potongan batu tersebut.

“Setelah dipotong-potong baru dibawa ke perajin akik, selanjutnya batu akan digosok sampai motifnya terlihat mengkilat serta baru dibentuk sesuai dengan keinginan kita,” katanya.

Eko sendiri menjual batu akik serta potongan batu. Menurutnya, potongan batu tersebut banyak diminati pembeli jg. Karena dari satu potong batu, dapat dibuat sekitar 8-10 batu akik. (Py)

Purbalingga Jadi Sentra Kerajinan Batu Klawing
Tribunnews-Jan

Keberadaan market Batu Klawing di komplek wisata Pancuran Ciblon Bobotsari, diharapkan menjadi embrio bagi terwujudnya sentra penjualan kerajinan batu Klawing di Purbalingga.

market Batu Klawing yg diresmikan oleh Bupati Sukento Rido Marhaendrianto, setidaknya menjadi pusat penjualan bagi para para perajin di wilayah utara.

“Ini ide yg bagus. tetapi saya rasa ini hanya sebagai embrio terwujudnya sentra penjualan yg lebih besar. Nanti kita siapkan lokasi yg lebih luas, ber-AC, parkirnya nyaman serta berisi kerajinan batu Klawing yg berkualitas super,” kata Bupati Sukento usai meresmikan market Batu Klawing di Bobotsari, Kamis (1/1/2014).

Sebelumnya, pada pengukuhan Paguyuban Batu Klawing Purbalingga awal November lalu, Bupati sempat menyampaikan keinginanya supaya Purbalingga dapat menjadi sentra kerajinan batu Klawing seperti yg ada di Martapura, Kalimantan.

Nantinya, lanjut Bupati, di Purbalingga akan ada tiga embrio yg berkembang yaitu di tempat para perajin, di klaster-klaster penjualan seperti Pancuran Ciblon serta di tempat khusus yg akan menjadi pusat penjualan batu Klawing kwalitas terbaik. (*)

Dumai gelar kontes batu akik terbesar se-Sumatera
ANTARA

     Pendaftaran peserta kontes batu dibuka pada 19 Januari serta terbuka untuk umum yg akan dinilai oleh juri dari Indonesia Gemstone."

Dumai, Riau (ANTARA News) - Kalangan pecinta batu mulia atau batu akik di Kota Dumai, Riau, serta daerah lain akan menyelenggarakan pameran serta kontes terbesar serta termegah di Sumatera "Dumai Gemstone Fair 2015" pada Februari.

Ketua Panitia Pelaksana Edriwan, Kamis menygatakan, Dumai Gemstone Fair 2015 bertajuk Mutiara Pemersatu Nusantara dijadwalkan dibuka pada 1-9 Februari 2015 di lapangan taman kota Jalan HR Subrantas.

"Sejauh ini telah banyak peserta dari berbagai daerah berminat untuk mengikuti pameran serta kontes batu akik serta kita akan buka pendaftaran stand pada 15 Januari," katanya.

Pameran serta kontes batu akik ini, lanjut dia, akan dirangkai jg dengan sejumlah kegiatan, diantaranya, bazar serta lelang batu, pentas seni musik tari, hiburan rakyat, kuliner, fashion show serta pusat kreatif anak negeri.

Gelaran kegiatan ini bertujuan menjadikan Dumai sebagai kota tujuan wisata serta membuka peluang bagi usaha kecil menengah dalam menciptakan ekonomi kreatif menghadapi market bebas.

Selain itu, mendorong pemerintah kota (Pemkot) Dumai supaya menyediakan tempat pameran serta promosi, rekreasi, serta pagelaran seni budaya yg hidup di masyarakat kota ini.

"Tujuan lain adalah untuk melihat tingkat minat penggemar batu akik dewasa ini serta mempromosikan jenis batu dari Riau supaya dikenal luas oleh masyarakat umum di berbagai daerah," katanya.

Acara yg diprakarsai PT Bakisa, sebuah perusahaan penerbitan surat kabar di Kota Dumai ini, menurutnya, akan memperlombakan 11 kelas kontes batu akik, yaitu, kelas Bacan ukuran 12-24 mm, Bacan 25 mm keatas, Indocrase Sumbar, Indocrase Aceh.

Kemudian, Biosolar Aceh, Chalcedonny Yellow, Chalcedonny Red, Amethyst, Pictorial Agate Badar, Pancawarna serta batu akik bebas, unik serta antik.

"Pendaftaran peserta kontes batu dibuka pada 19 Januari serta terbuka untuk umum yg akan dinilai oleh juri dari Indonesia Gemstone," katanya.

Sejumlah penduduk Dumai menyambut baik kegiatan ini karena telah lama menunggu digelarnya acara tersebut, selain untuk ajang silaturahmi sesama pencinta batu, jg ingin berpetualang melihat koleksi batu yg akan dibawa peserta dari berbagai daerah.

"Pameran seperti ini dapat menambah wawasan kita terhadap kekayaan alam jenis batu mulia, serta memperkenalkan batu lokal kepada masyarakat pendatang," ungkap penduduk Dumai Rezi.

Pemakai Batu Nagasui Pancawarna Hijau Merasa Hatinya Tenang


JPNN.com

BATU akik lagi naik daun. Pesonanya memikat banyak masyarakat. Keunikan warna, bentuknya, serta bahkan nuansa mistisnya, terus diburu.
   
Harga sebuah batu akik dapat mulai dari ratusan sampai puluhan jeti rupiah. Harga dipengaruhi beberapa faktor, seperti kejernihan, potongan, serta ukuran. Batu Bacan, contohnya. Harganya dapat mencapai puluhan jeti rupiah. Batu yg berasal dari Bacan, pulau di barat daya Halmahera, Maluku Utara, itu kini menjadi primadona, menjadi buruan banyak masyarakat.
     
Untuk mendapatkan batu mulia atau batu alam ini terbilang mudah. Di Kota Semarang, misalnya, datang saja ke market Dargo di Jalan Dr Cipto. Tempat ini malahan diklaim sebagai Gemstone Center Semarang. Di sana, selain pedagang, banyak pula para perajin.
     
Seperti Chandra (54), penduduk Jalan Sri Rejeki Kalibanteng Kidul, Semarang, ini datang ke market Dargo untuk memuaskan hobinya berburu batu akik. Ia menyukai batu akik karena keindahan warnanya, kekuatan, sampai menygkut mistik.

"Saya lebih menyukai Bacan Hijau serta Fire Oval Oranye. Warna cerah serta kemurnian seratnya begitu indah. Rasanya tenang serta bahagia saat melihat batu cincin ini," ungkapnya. Harga batu Bacan milik Chandra dibeli seharga seharga Rp 5 jeti di Jakarta.
     
Menurut Chandra, cincin batu akik tak hanya sebatas perhiasan. Secara psikologis, katanya, batu yg dipakai dapat membawa aura positif buat pemakainya. Karena alasan itulah ia senang mengoleksi serta sampai saat ini mengaku memiliki bermacam akik serta batu mulia lainnya seperti zamrud, kecubung, badar besi, safir, lavender, red baron, dll.

"Sebenarnya batu jg dapat dipakai berinvestasi, umumnya saya jual kembali jika memiliki lebih dari satu dengan jenis batu yg sama," ucapnya.
     
Berbeda dengan Syaiful (40), ia lebih suka membeli batu akik yg masih berbentuk mentahan atau bongkahan batu alam. Alasannya, selain dapat melihat langsung bentuk keasliannya jg dapat mendapatkan harga relatif lebih murah.

"Beli bongkahan akik lebih terjamin keasliannya karena dapat melihat serta mengecek langsung. Harga jg lebih murah," terangnya.
     
Ia lebih suka batu akik kelas menengah semacam Nogo Suwi, Sleman, serta Klawing. Guratan siluet yg halus merupakan daya tarik bagi Syaiful untuk mengoleksinya. Ia akan membawa ke perajin untuk dibuat jadi cincin. "Kalau telah jadi tinggi harganya, dapat mencapai Rp 1,5 jeti. Lha ini satu bongkahan cuma Rp 30.000 saja," tambahnya.

Itulah uniknya batu alam akik. Harganya relatif. karena jika hobi, unik, harga tak dapat dipatok. Kini, batu akik nilainya tinggi, tak kalah pesonanya dengan permata atau  berlian. (aam/bow)


Kunjungi Purbalingga, Anggota DPRD Padang Sidempuan Borong ...
Tribunnews-

Pamor Batu Akik asal sungai Klawing Purbalingga, ternyata terdengar sampai daerah Padang Sidempuan Provinsi Sumatera Utara.

Saat kunjungan kerja di Purbalingga, Kamis (15/1), para anggota DPRD Kota Padang Sidempuan menyatakan ketertarikannya terhadap batu akik Nogosui serta Pancawarna yg gaungnya terdengar sampai ke daerah pecahan Tapanuli Utara itu.

“Kami mendengar ada anugerah dari sungai Klawing disini yg menghasilkan batu akik. Kami ingin membuktikan kebenaranya, kebetulan kami berkesempatan mengunjungi Purbalingga,” ujar Ketua Komisi I DPRD Kota Padang Sidempuan, Marataman Siregar, saat diterima pimpinan DPRD Purbalingga di Ruang Paripurna DPRD setempat.

Kunjungan kerja tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD setempat Tati Aryani Tambunan. Kedatangan mereka, diterima oleh Ketua DPRD Tongat didampingi para Wakil Ketua Dewan serta sejumlah eksekutif dari dinas terkait.

Ketua DPRD Purbalingga, Tongat membenarkan adanya booming batu akik Klawing yg saat ini sedang digandrungi masyarakat. Menurut Tongat, naiknya pamor batu akik Klawing mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Saat ini memang baru jadi tren di kalangan masyarakat. Banyak masyarakat yg mencari batu akik di sungai Klawing serta memolesnya menjadi cincin batu akik yg benilai jual tinggi. Temuannya telah lama, namun trennya baru saat ini,” jelas Tongat.

Usai penerimaan, para legislator Padang Sidempuan kemudian diajak berburu batu akik Klawing ke perajin di Desa Penaruban Kecamatan Kaligondang.

Kebetulan di desa itu baru saja terbentuk paguyuban perajin batu Klawing yg beranggotakan sampai 41 perajin.


PNS di Banyumas Wajib Pakai Cincin Akik
Seruu.com

 Tak hanya Pegawai Negeri Sipil (PNS) di jajaran Pemkab Purbalingga, para PNS Pemkab Banyumas jg diminta memakai cincin batu akik setiap hari Kamis bersamaan dengan penggunaan baju khas Banyumasan.  Kebijakan itu guna meramaikan market akik Serayu Stone di Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto.

Bupati  Banyumas, Achmad Husein, himbauannya untuk menggunakan cincin akik, tidak ada hubungannya dengan dunia mistik, melainkan hanya bertujuan untuk meramaikan market akik serta meningkatkan penghasilan para pedagang akik. “Ini hanya himbauan serta tidak ada hubungannya dengan dunia mistik. Karena market akik ini telah kita dirikan dan tentu saja harus kita ramaikan,” kata Husein, Rabu saat meninjau market batu akik di Purwokerto, Rabu (11/2/2015).

Menurut Husein, setelah market akik Serayu Stone ini ramai, pemkab akan mengembangkan market akik di lantai 2 market Wage. Dalam kunjungannya tersebut, bupati sempat membeli cincin akik Naga Suwi.

Salah satu pedagang akik, Lujeng mengatakan, sangat senang dengan kedatanga para pejabat Banyumas ke market akik. Dagangan akiknya banyak yg terjual serta selain itu jg supaya market akik lebih dikenal masyarakat luas.

“Apalagi bupati mengeluarkan himbauan supaya pejabat menggunakan akik setiap hari Kamis, ini tentu sangat menglabakan para pedagang akik,” tuturnya.

            Hanya saja, para pedagang akik ini sebagian besar berasar dari Kabupaten Purbalinngga, karena batu akik yg banyak dijual berasal dari Sungai Klawing di Purbalingga. Sementara di Banyumas sendiri tidak ada batu sungai yg dapat dieksploitasi untuk akik.


Pameran Pesona Batu Klawing diserbu penduduk
Seruu.com-Dec

 Pameran Pesona Batu Klawing serta Barang Antik yg digelar mulai Kamis  (11/12/2014) diserbu para pecinta batu akik Klawing Purbalingga (Jateng). Begitu dibuka resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Imam Subijakto, para pengunjung bergegas menyerbu konter yg disediakan untuk puluhan perajin serta komunitas batu akik dari Purbalingga serta Banyumas.

Pameran yg baru pertama diselenggarakan di Purbalingga, dimaksudkan untuk memperkenalkan potensi keindahan batu Klawing yg kini mendunia. “Kita tidak mematok target penjualan. yg penting seluruh perajin batu akik di Purbalingga dapat saling bertemu. yg telah professional dapat memajang seluruh hasil kreasinya, yg baru coba-coba dapat termotifasi serta belajar dari seniornya,” ujar Ketua Panitia Pameran Pesona Batu Klawing serta Barang Antik, Agam Soedijono usai pembukaan, di Gedung Khongkwan eks SMP Dharma Mulya Purbalingga (Jateng), Kamis (11/12/2014).

Dikatakan Agam, pameran yg diikuti 34 stan batu akik,  14 peserta UMKM serta 6 stand non umkm, bukan hanya memamerkan hasil karya para perajin yg tersebar di wilayah Purbalingga. Namun melalui pameran tersebut pihaknya jg mengajak para perajin, penggemar , kolektor serta siapapun yg peduli dengan batu akik Klawing untuk bersama-sama mengupayakan kelestarian potensi yg dimiliki kabupaten Purbalingga.

“Kami berharap ada upaya supaya potensi batu Klawing tidak keluar Purbalingga dalam bentuk glondongan-glondongan yg belum memiliki nilai,” ujar kolektor serta perajin batu akik asal Purwokerto ini.

Para perajin batu akik Klawing, lanjut Agam, jg berharap pemkab Purbalingga dapat memberikan fasilitas ruang pamer batu akik Klawing sebagai sarana promosi serta pemasaran. Selain itu, mereka jg berharap ada bantuan peralatan supaya produksinya semakin baik serta berkembang.

Sekda Purbalingga Imam Subijakto menuturkan, selama ini Pemkab sangat memberikan perhatian terhadap perkembangan potensi kerajinan batu Klawing. Bahkan Bupati Sukento Rido Marhaendrianto, telah mengintruksikan seluruh jajaran PNS di lingkungan Pemkab untuk menggunakan cincin batu akik Klawing.

“yg dilakukan Pak Bupati, tentu menjadi wujud dukungan pemkab terhadap potensi daerah yg kini menjadi booming. Kami jg telah menggunakan cincin yg dibuat oleh perajin local Purbalingga,” kata Imam sambil menunjukan cincin nogosui yg dipakainya.

Berburu Batu Akik

Dari pengamatan Koran ini, pada hari pertama pameran para pengunjung yg terdiri dari berbagai generasi, baik masyarakat tua, anak muda, pria serta wanita bahkan sejumlah anak-anak berebut menyaksikan karya kerajinan batu akik yg dipamerkan. Bukan hanya batu akik polesan, jg dipamerkan ratusan jenis cincin batu akik asli Purbalingga maupun luar daerah, lengkap dengan ring batu akik atau yg sering desebut emban.  Pada pameran itu jg dipajang aneka rough atau bongkahan batu hias yg harganya dapat mencapai ratusan jeti bahkan menembus angka satu milyar.

Terlihat diantara pengunjung, para pejabat pemkab yg baru mengikuti acara pembukaan, ikut berburu cincin batu Klawing. Seperti, Sekda Imam Subijakto, Asisten Pemerintahan Kodadiyanto, Asisten Perekonomian, Pembangunan serta Kesejahteraan Susilo Utomo, Kepala Dinperindagkop Agus Winarno. Mereka jg membeli batu Klawing meski dijarinya telah terselip cincin batu khas Purbalingga.

Pameran Pesona Batu Klawing serta Barang Antik, akan digelar sampai Minggu (14/12/2014) di Gedung Khongkwan, Jalan MT Hasryono no 1A Purbalingga. Masyarakat dapat menyaksikan event tersebut setiap hari sampai pukul 21.00 WIB. (Py)