Senin, 23 Februari 2015

Ternyata Batu Sisik Naga Benar-benar Ada, Ini Kisah Penemuannya



Tribun Jabar

Wah, batu mulia jenis septarian nodule yg berasal dari kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, disebut pertama kali ditemukan oleh warga kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Adalah Imran, warga Jalan Andi Sulolipu, Kelurahan Masampu, Kecamatan Taneta Riatang, Kabupaten Bone, dgn tidak sengaja menemukan batu unik ini di Kabupaten Enrekang, pada 2014 silam.

"Awalnya saya liburan ke daerah Duri, Kabupaten Enrekang. Maaf, sungai & kecamatannya masih saya rahasiakan. Tanggal 5 Februari 2014 silam, saya iseng ke sungai setempat memang untk mencari batu. Di situlah awal mula saya menemukan sisik naga, yg motifnya luar biasa," kata Imran, di Pameran Batu Akik di Mal Pinrang, Kabupaten Pinrang, Kamis (19/02/2015). Kapan nih mau liburan ke Pbg buat lihat batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

Dalam Pameran Batu Akik ini Imran memang mengandalkan batu akik jenis sisik naga. Tak tanggung-tanggung, ia memperoleh omzet yg jutaan rupiah dalam sehari. "Batu sisik naga ini awalnya saya temukan belum diberi nama," ujar Imran.

Kata Imran, kenapa lokasi penemuan batu sisik naga itu masih dirahasiakan, sebab dia tidak ingin daerah itu dipenuhi para pencari batu akik. Jika itu terjadi, tentu akan mengganggu ketentraman masyarakat Enrekang. Mantap inihhh sipp tidak seperti batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing yang merusak lingkungan.

"yg sangat saya syukuri, warga Enrekang dgn ditemukannya batu fenomenal ini bisa mengangkat kearifan lokal & penghasilan sampingan petani setempat,“ ujar Imran.

Ahli batu akik Kabupaten Pinrang, Romi, melihat di setiap daerah di Sulawesi Selatan memiliki batu akik yg beragam dgn kualitas internasional. Ada tiga lokasi memiliki kekhasan, di Kabupaten Pinrang, kabupaten Barru, & Kabupaten Enrekang.

“Kualitas batu akik di tiga daerah ini dan juga Purbalingga punya kualitas batu akik taraf internasional, tak kalah saingan dgn bacan. Demam batu akik ini jg bisa menambah lapangan kerja di Sulawesi Selatan," ucap Romi, ahli bebatuan Kabupaten Pinrang

Sisik Naga Ancam Bacan, tetapi tidak batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..
Fajar

Para pencinta batu cincin harus bersiap-siap menerima kehadiran pesaing Bacan yg selama ini jd primadona. Batu akik “Sisik Naga” yg berasal dari dataran Sulawesi tepatnya di Enrekang Sulawesi Selatan kini meramaikan pasar batu terbesar di Asia, Pasar Rawa Bening, Jatinegara Jakarta Timur.

Batu yg sampai saat ini hanya ditemukan di tiga tempat yakni Enrekang, Sulawesi Selatan, Kazakhstan, & Afrika dan batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing hanya di serayu.

Tengah tersebut memberikan sinyal akan menjadi pesaing baru. Sejumlah pengunjung pasar mulai menanyakan karakter & kelebihan batu ini. Unik & khas menjadi daya tarik yg tidak bisa dilepaskan.

Ya sama dgn namanya, Sisik Naga, persis seperti sisik seekor naga. Sehingga terkesan jantan & perkasa. Batu Sisik Naga juga memberikan kesan elegan saat dikenakan & sangat bernilai. Ada kesan berkarakter bagi pemakainya. Kini batu tersebut baru satu gerai yg menyiapkannya di sekitar pintu mutiara pasar Rawa Bening.

Saudsupaya muda dari Bugis, Andi Adiwarman yg membawanya ke Jakarta. Batu jenis ini memang khusus di Makassar sedang naik daun. Masuk di Pasar Rawa Bening baru sekitar dua pekan lalu. Jumlahnya terbatas. Itu sebab memang untk mendptkannya tidak banyak & butuh kerja keras. Wewww batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..juga lagi naik daun nihh...

“Sudah banyak yg tanya sejak mulai masuk di pasar ini. Cuma harganya lumayan tinggi antara Rp500 ribu sampai dgn Rp1 juta. Tapi banyak yg tertarik. Bisa saja kalau memang ini mendpt respons yg baik, maka batu bacan bisa disaingi. Sekarang masih batu bacan yg di atas peminatnya. (arm)


Berburu Batu Sisik Naga jd Tambahan Rezeki Petani di Enrekang
KOMPAS.com

sebab corak & warnanya beragam, batu sisik naga atau septarian nodule asal Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan semakin diburu oleh para kolektor batu akik. Di Buntu Lamba, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang, masyarakat jg ramai mencari batu unik ini untk dijual kepada para pemburu batu akik, sebagai penghasilan tambahan selain bertani. saama petani di sini juga banyak yang jual batu Pancawarna, Batu nagasui, dan Batu Klawing..

“Warga Baraka yg mayoritas petani kini mencari batu sisik naga untk dijual Rp 100 ribu per kilo.” kata Solihin, salah seorang Warga Baraka, Minggu (01/02/2015). Hehehe tren nihh,.

Para petani di desa ini harus berjalan jauh, melawati persawahan & jalan terjal, untk mendptkan bongkahan batu sisik naga. Sungai yg berair deras pun diladeni.

"Coraknya yg unik menjadikan batu sisik naga ini diincar para penggemar batu akik,“ ucap Azis, warga Baraka yg mencari batu sisik naga di sungai Baraka yg alirannya deras. Wahh  matap.

Sejak batu ini punya nilai tinggi, tidak hanya orang dewasa yg mencari. Anak-anak pun ikut mencari batu sisik naga untk dijual, supaya bisa membantu biaya sekolah.

Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun harus rela menelusuri sungai yg deras. Sapa seperti di sungai klawing dong.

"Saya sudah dpt Rp 5 juta dari hasil menjual batu sisik naga. Ini bisa membantu orang tua & kebutuhan sekolah," ucap Ilham, siswa SMP di Kecamatan Baraka, kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar