Kamis, 19 Februari 2015

Nagasui Pancawarna Cilik.. tetapi Menggairahkan


Kedaulatan Rakyat-

Ribuan batu mulia berbagai ukuran serta jenis menghiasi seluruh penjuru ruangan dalam rangkaian 'Festival Batu Stoneculture 2015' di Griya Budaya Mekar (GBM) Jalan Kaliurang Km 7,3 No 37 Sleman. Kegiatan yg menghadirkan pecinta serta kolektor batu dari sejumlah daerah di Indonesia ini berlangsung 25 Januari - 4 Februari 2015.

"Kami wadahi untuk mempertemukan kolektor dan pecinta batu mulia. Dari kegiatan ini masyarakat dapat memperoleh batu yg indah, tetapi jg memiliki kualitas baik. Saya pikir momennya tepat karena saat ini jg baru demam soal batu mulia ini," tutur pengelola GBM Bambang Hidayatun dijumpai KRjogja.com, Minggu (1/2/2015).

Rentang harga yg ditawarkanpun lanjut Bambang sangat bervariatif sesuai dengan kemampuan pecinta batu mulia ini. Dari harga yg cukup terjangkau kisaran Rp 10 ribu sampai ratusan jeti rupiah. Selain itu tidak cuma batu akik yg ditawarkan. Namun banyak pula jenis batu Suiseki maupun bahan-bahan mentah batu mulia yg dapat dimanfaatkan untuk akik, liontin, giok serta sebagainya.

"Hampir segala jenis ada. Tidak hanya batu dengan keindahan semata. tetapi jg batu bertuah pun ikut ditampilkan. umumnya batu bertuah ini kurang menarik dari sisi keindahan, tetapi memiliki tuah yg baik menurut keyakinan mereka yg percaya," lanjut Bambang.

Dikatakan Bambang, seiring waktu nantinya Batu Suiseki akan menggeser dominasi akik di sektor batu mulia. Terutama bagi pecinta yg memiliki tingkat ekonomi lebih mapan. karena batu Suiseki cukup menarik ketika dijadikan salah satu ornamen untuk memperindah tampilan ruangan.

"Hanya saja sementara ini belum jadi tren. tetapi ke depan kemungkinan mengarah ke situ," sebutnya.

Salah semasyarakat kolektor, Tomi penduduk Kebumen mengaku kali ini transaksi paling laris justru bukan di sisi batu akik. tetapi justru di bahan-bahan mentah batu mulia tersebut. Seperti hanya yg ia tawarkan semisal Nephrite/Giok Aceh, Black Jade (Akik Hitam Aceh) sampai Ruby Madagascar.

"Lebih laris yg berbentuk bahan," sebutnya. Hal senada dikatakan Faizul penduduk Purwokerto. Koleksinya berupa bahan
mentah batu mulia tersebut cukup ramai diserbu. Padahal harganya jg telah tidak tergolong murah. Bahan batu seperti Bacan Doko dari Ternate, Black Oval Maja Banten sampai Klawing serta Raflesia jadi bahan favorit pengunjung.

"Trennya saat ini lebih pada bahan. Lebih luwes mau dibentuk apa saja," sebut Faizul.

Meski begitu tren positif batu mulia ini menurutnya akan bertahan lama. karena kini masyarakat tidak hanya terpaku pada batu mulia berwujud akik semata. tetapi telah melebar pada bahan baku yg dapat dibuat sesuai keinginan pemilik. (*-5)

Ada Batu Seharga Rp 35 jeti di Pameran Batu Akik Purwokerto
Liputan 6 Liputan6.com

 Fenomena mencuatnya batu akik membuat pelaku bisnis serta perajin batu akik di Kota Purwokerto menggelar sebuah pameran. Acara itu diikuti puluhan perajin batu mulia serta akik dari sejumlah daerah.

Edo Damar Aji, Ketua panitia pameran mengatakan, ada ratusan jenis batu akik serta batu mulia yg dipamerkan dalam pameran tersebut. Menurutnya, meski untuk pertama kalinya diadakan di Purwokerto, pameran tersebut diikuti lebih dari 70 perajin serta pedagang batu akik serta batu mulia.

"Antusiasmenya sangat bagus, terlihat dari banyaknya peserta yg pada pembukaan telah diikuti 74 stand. Selain pengrajin dari wilayah Banyumas jg peserta dari Jakarta, Tangerang, Semarang serta Aceh," kata Edo, Kamis (8/1/2014).

Ketua Brajamusti Gemstone, Setiabudi mengatakan, setelah agenda pameran ini akan dilaksanakan ekspedisi Brajamusti yg akan memetakan potensi bebatuan di Banyumas. karena, dilihat dari topografinya, Banyumas hampir sama dengan daerah lain seperti Purbalingga serta Pemalang yg berhulu pada Gunung Slamet. "Ekspedisi ini dilakukan untuk memetakan potensi bebatuan dengan menggandeng geologis dari UGM serta para pakar batu akik serta batu mulia," ujarnya.

Dengan hasil ekspedisi itu, nantinya dapat menjadi rekomendasi untuk memberdayakan masyarakat. Sesampai, seperti daerah lainnya, perekonomian masyarakat dapat terangkat dengan menekuni kerajinan batu akik serta batu mulia.

Noerhayat, peserta pameran yg spesialis menjual serta memamerkan batu dari Sungai Klawing Purbalingga mengatakan, dalam pameran itu dia membawa berbagai jenis batu Klawing.

"Kali ini saya bawa Batu Klawing yg telah dipoles menjadi liontin dengan motif gambar Yesus. Batu itu dipercaya telah berusia setidaknya enam jeti tahun. Ini ditawar sampai Rp 35 jeti," ujar dia.

Peserta pameran dari Jakarta, Sunarti menilai, ajang itu sangat bagus. Dia yg telah berpameran sampai Makassar, Singapura dan Malaysia itu berharap, pameran itu dapat dilaksanakan secara rutin.


Demam Akik, Batu Sungai pun dihargai sampai Ratusan jeti Rupiah
Seruu.com

Siapa sangka, bongkahan batu yg teronggok di Sungai Klawing, Kabupaten Purbalingga (Jateng) dapat dijual dengan harga ratusan jeti rupiah. Bagi masyarakat awam, hal tersebut sangat tidak masuk akal, namun bagi para penggemar batu akik, telah menjadi hal yg wajar saja.

Seperti yg terlihat dalam ajang pameran batu akik di Kelurahan Purwokerto Kulon, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kamis (8/1/2015) kemarin. Ratusan pedagang akik memamerkan koleksi akiknya. Harganya pun bervariasi dari puluhan ribu sampai ratusan jeti.

Salah semasyarakat pedagang akik, Nurhayat mengatakan, barang istimewa dagangannya adalah batu yg bergambar Jesus. Ia memasang tarif Rp 35 jeti untuk batu berukuran kecil tersebut.

“telah banyak yg menawar, tetetapi belum saya kasih,” kata pedagang asal Kecamatan Bobotsari, Kabupaten Purbalingga ini.

Menurutnya, motif akik yg paling diminati adalah nogosowi yg mengandung pancaran lima warna serta diyakini merupakan tetesan darah Jesus. Keistimewaan motif nogosowi lainnya, yaitu  batunya tembus pandang.  “Tembus pandang ini maksudnya, jika disinari, akan tembus pandang sampai ke ujung lainnya,” terang Nurhayat.

Bongkahan Batu

Dalam pameran tersebut jg ada yg menjual bongkahan batu. Tidak tanggung-tanggung, untuk bongkahan batu seberat 80 kilogram, dipatok harga Rp 160 jeti. Padahal bongkahan batu tersebut diperoleh dari Sungai Klawing di Purbalingga.

Pedagang lainnya, Eko Prasetyo, penduduk Karangmoncol, Purbalingga mengatakan, batu-batu dengan motif bagus banyak diperoleh di Sungai Klawing di wilayah hulu.  Para pedagang akik umumnya membeli dari petani yg menemukan batu tersebut. Kemudian,batu tersebut dipotong-potong dengan ketebalan minimal 80 milimeter. Setelah itu, baru dicari motif yg bagus pada potongan batu tersebut.

“Setelah dipotong-potong baru dibawa ke perajin akik, selanjutnya batu akan digosok sampai motifnya terlihat mengkilat serta baru dibentuk sesuai dengan keinginan kita,” katanya.

Eko sendiri menjual batu akik serta potongan batu. Menurutnya, potongan batu tersebut banyak diminati pembeli jg. Karena dari satu potong batu, dapat dibuat sekitar 8-10 batu akik. (Py)

Purbalingga Jadi Sentra Kerajinan Batu Klawing
Tribunnews-Jan

Keberadaan market Batu Klawing di komplek wisata Pancuran Ciblon Bobotsari, diharapkan menjadi embrio bagi terwujudnya sentra penjualan kerajinan batu Klawing di Purbalingga.

market Batu Klawing yg diresmikan oleh Bupati Sukento Rido Marhaendrianto, setidaknya menjadi pusat penjualan bagi para para perajin di wilayah utara.

“Ini ide yg bagus. tetapi saya rasa ini hanya sebagai embrio terwujudnya sentra penjualan yg lebih besar. Nanti kita siapkan lokasi yg lebih luas, ber-AC, parkirnya nyaman serta berisi kerajinan batu Klawing yg berkualitas super,” kata Bupati Sukento usai meresmikan market Batu Klawing di Bobotsari, Kamis (1/1/2014).

Sebelumnya, pada pengukuhan Paguyuban Batu Klawing Purbalingga awal November lalu, Bupati sempat menyampaikan keinginanya supaya Purbalingga dapat menjadi sentra kerajinan batu Klawing seperti yg ada di Martapura, Kalimantan.

Nantinya, lanjut Bupati, di Purbalingga akan ada tiga embrio yg berkembang yaitu di tempat para perajin, di klaster-klaster penjualan seperti Pancuran Ciblon serta di tempat khusus yg akan menjadi pusat penjualan batu Klawing kwalitas terbaik. (*)

Dumai gelar kontes batu akik terbesar se-Sumatera
ANTARA

     Pendaftaran peserta kontes batu dibuka pada 19 Januari serta terbuka untuk umum yg akan dinilai oleh juri dari Indonesia Gemstone."

Dumai, Riau (ANTARA News) - Kalangan pecinta batu mulia atau batu akik di Kota Dumai, Riau, serta daerah lain akan menyelenggarakan pameran serta kontes terbesar serta termegah di Sumatera "Dumai Gemstone Fair 2015" pada Februari.

Ketua Panitia Pelaksana Edriwan, Kamis menygatakan, Dumai Gemstone Fair 2015 bertajuk Mutiara Pemersatu Nusantara dijadwalkan dibuka pada 1-9 Februari 2015 di lapangan taman kota Jalan HR Subrantas.

"Sejauh ini telah banyak peserta dari berbagai daerah berminat untuk mengikuti pameran serta kontes batu akik serta kita akan buka pendaftaran stand pada 15 Januari," katanya.

Pameran serta kontes batu akik ini, lanjut dia, akan dirangkai jg dengan sejumlah kegiatan, diantaranya, bazar serta lelang batu, pentas seni musik tari, hiburan rakyat, kuliner, fashion show serta pusat kreatif anak negeri.

Gelaran kegiatan ini bertujuan menjadikan Dumai sebagai kota tujuan wisata serta membuka peluang bagi usaha kecil menengah dalam menciptakan ekonomi kreatif menghadapi market bebas.

Selain itu, mendorong pemerintah kota (Pemkot) Dumai supaya menyediakan tempat pameran serta promosi, rekreasi, serta pagelaran seni budaya yg hidup di masyarakat kota ini.

"Tujuan lain adalah untuk melihat tingkat minat penggemar batu akik dewasa ini serta mempromosikan jenis batu dari Riau supaya dikenal luas oleh masyarakat umum di berbagai daerah," katanya.

Acara yg diprakarsai PT Bakisa, sebuah perusahaan penerbitan surat kabar di Kota Dumai ini, menurutnya, akan memperlombakan 11 kelas kontes batu akik, yaitu, kelas Bacan ukuran 12-24 mm, Bacan 25 mm keatas, Indocrase Sumbar, Indocrase Aceh.

Kemudian, Biosolar Aceh, Chalcedonny Yellow, Chalcedonny Red, Amethyst, Pictorial Agate Badar, Pancawarna serta batu akik bebas, unik serta antik.

"Pendaftaran peserta kontes batu dibuka pada 19 Januari serta terbuka untuk umum yg akan dinilai oleh juri dari Indonesia Gemstone," katanya.

Sejumlah penduduk Dumai menyambut baik kegiatan ini karena telah lama menunggu digelarnya acara tersebut, selain untuk ajang silaturahmi sesama pencinta batu, jg ingin berpetualang melihat koleksi batu yg akan dibawa peserta dari berbagai daerah.

"Pameran seperti ini dapat menambah wawasan kita terhadap kekayaan alam jenis batu mulia, serta memperkenalkan batu lokal kepada masyarakat pendatang," ungkap penduduk Dumai Rezi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar